Indramayu - Diduga kebocoran dari pipa Pertamina yang mengakibatkan tercemarnya air sungai di Desa Lombang Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu. Rabu 19/6/2024.
Pipa pertamina tersebut diduga merupakan minyak mentah pertamina dan mencemari sungai serta saluran irigasi. Kebocoran minyak itu juga diduga berasal dari rembesan pipa milik pertamina yang bocor karna berkarat”.
Menurut masyarakat sekitar mengatakan, kebocoran minyak tersebut mulai terlihat pada Jum’at pagi 14 Juni 2024. Kondisinya diduga menjadi parah pada hari Sabtu 15 Juni 2024.
Warga masyarakat pun akhirnya segara melaporkan kejadian tersebut kepada aparat pemerintah juga kepada pihak pertamina.
“Ceceran minyak tersebut menumpuk dan mencemari saluran irigasi. Namun karna terjadi pasang air laut, Ceceran minyak masuk ke sungai yang terhubung langsung ke muara perairan indramayu”.
Atas kejadian tersebut, Nelayan yang dekat dengan sekitar tempat kejadian sangat khawatir dengan ceceran minyak tersebut. Imbas dari ceceran minyak tersebut dapat mencemari lingkungan.
Demikian pula dengan perahu-perahu milik nelayan yang juga terkena imbasnya. Perahu-perahu itu menjadi sangat kotor oleh noda minyak hitam dan sulit dihilangkan.
Menurut para nelayan yang enggan disebutkan namanya mengatakan, Kami biasa mencari ikan di dekat-dekat sekitar sini saja, Kami merasa sangat khawatir juga dengan lingkungan tersebut yang juga bisa ikut tercemar, apalagi sekarang mencari ikan lagi susah, ucap para nelayan.
Ketua Lekrassering (LRI) wilayah lndramayu, Abdul Rokhim (Abro) bersama Ratno Ketua Umum GMPAR yang meninjau langsung kelokasi menyampaikan.
Meskupun sejak Jum’at pagi pihak pertamina sudah turun tangan untuk membersihkan, namun juga meminta kepada pihak pertamina untuk lebih peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan, baik yang ada didarat maupun area laut sekitar lndramayu. Pipa milik pertamina yang ada di lndramayu pun diminta untuk di cek secara rutin dan berkala (Recovery) untuk mencegah terjadinya kebocoran kembali, kata Abro dan Ratno.
Atas semua pipa-pipa yang ada di lndramayu harus di maintenant, harus di cek dengan benar untuk pipa yang ada didarat juga dilaut.
Itu harus di cek karna kita tidak tahu usia dari pipa itu sudah berapa lama, dan seharusnya pertamina harus memiliki tim profesional untuk Recovery terhadap pipa-pipa mana saja yang harus segera diganti, imbuh keduanya.
Diketahui pipa yang mangalami kebocoran merupakan pipa yang menghubungkan stasiun pengumpul utama (ESPU) A/MGS/Balongan KP10.
Walaupun berbagai prosedur telah ditempuh antara lain dengan pemasangan Safety Lane di area kebocoran serta pemasangan Clamp untuk menghentikan kebocoran, Namun tetap saja hal itu tidak serta merta bisa dianggap kejadian biasa saja, Tetapi hal tersebut bisa dianggap merupakan sebuah kelalaian.
Menurut Abro, Ketua LRI dan Ratno Ketua GMPAR mengatakan, Kalau kami lihat ini adalah bagian ketidak profesionalan pertamina dalam mengawasi jalur pipa secara berkala, karna ini kemungkinanannya sering terjadi, tetapi jarang terpantau/terekspos ucapnya
(H. Danuri / HD)